Assalaamu’alaikum
Warohmatullohi wabarokaatuh.
Allahumma
Shalli ‘alaa nabiyyina Muhammad Shallaohu ‘alaihi wasallam. 
Mengapa
saya menjudulkan tulisan saya kali ini dengan ini? Tentu tulisan ini berlatar
belakang. Ini bermula saat sebuah pertanyaan sederhana melintas dalam otak
saya.
Mengapa
bisa seorang muslim memercayai sesuatu yang belum pernah ia temui? Sesuatu itu
pasti merujuk pada Allah Subhanahu wata’al, para Nabi dan Rasul, para Malaikat.
Meski
saya tahu jawabannya, saya tetap mencari jawaban yang sekiranya bisa membuat
jawaban saya ini semakin kuat dan menambah wawasan saya. Pada fitrahnya, setiap
manusia itu muslim, sebagaimana sabda Nabi Shallallohu ‘alaihi wasallam:
كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى
الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ
“Setiap
manusia lahir, mereka lahir dalam keadaan fitrah. Orangtuanyalah yang
menjadikannya Yahudi atau Nashrani.” (Hadits Riwayat Iman Bukhari dan Muslim)
Begitulah
jawaban yang saya punya dan saya sangat meyakini hal itu karena memang saya
merasakan kefitrahan itu sendiri pada diri saya. Saya merasa memiliki ikatan
kuat dengan agama yang saya pegang ini (In syaa Allah hingga ajal menjemput).
Namun
ketika saya mengetikkan pertanyaan tadi di bar google dan muncul seketika
ribuan tulisan, saya tertarik dengan salah satu judul yang menurut saya agak
ganjal. Sayapun mencoba untuk membuka dan membaca tulisan itu.
Dan
ternyata tulisan itu bukan milik seorang muslim. Di sana dia mengatakan bahwa banyaknya
orang yang berpindah dari agama islam kepada agamanya disebabkan oleh:
1.     
al-Quran tidak
menjanjikan pengikutnya masuk Surga dan malah mengancamnya dengan neraka. Tidak
seperti agamanya yang menjanjikan pengikutnya pertolongan dan Surga,
katanya. 
Dia
juga mengatakan bahwa umat muslim sering membaca dan bahkan menghafal Quran
meski sebenarnya mereka tidak mengerti maknanya (sebuah sentilan keras dari
seorang non-muslim bagi kita yang membuat saya sedih). Bagaimana bisa dia
mengatakan hal itu? Saya yakin dia membaca isi al-Quran namun saya yakin dia
hanya membacanya sekilas dan mungkin memotong-motong maknanya sehingga maknanya
menjadi amburadul dan bahkan jauh dari yang dimaksud oleh al-Quran. Allah
Subhanahu wata’ala berfirman :
وَبَشِّرِ الَّذِينَ
آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا
الْأَنْهَارُ ۖ كُلَّمَا رُزِقُوا
مِنْهَا مِنْ ثَمَرَةٍ رِزْقًا ۙ قَالُوا هَٰذَا
الَّذِي رُزِقْنَا مِنْ قَبْلُ ۖ وَأُتُوا بِهِ
مُتَشَابِهًا ۖ وَلَهُمْ فِيهَا
أَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ ۖ وَهُمْ فِيهَا
خَالِدُونَ
“Dan sampaikanlah berita
gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka
disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka
diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan:
"Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu". Mereka diberi
buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang
suci dan mereka kekal di dalamnya.” (Surah al-Baqoroh : 25)
تِلْكَ حُدُودُ
اللَّهِ ۚ وَمَنْ يُطِعِ
اللَّهَ وَرَسُولَهُ يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ
خَالِدِينَ فِيهَا ۚ وَذَٰلِكَ
الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
“(Hukum-hukum tersebut)
itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. Barangsiapa taat kepada Allah dan
Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya kedalam surga yang mengalir didalamnya
sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang
besar.” (Surah an-Nisa’ : 13)
Dan
masih banyak lagi ayat-ayat yang menjanjikan umat muslim masuk Surga, saya pun
yakin mereka yang beriman tidak meragukan hal itu. Jika dilihat dari makna ayat
di atas, dijelaskan berkali-kali bahwa Surga itu diperoleh oleh setiap manusia
yang beriman dan bertakwa. Tidak dikatakan seorang pengikut jika dia tidak
mengimani dan mematuhi segala ketentuan Allah Subhanahu wata’ala.  Surga itu mahal, bro! Gak cukup dengan
bukti tertulis di KTP [Agama : Islam]. Kemenangan hanyalah milik mereka yang
bersungguh-sungguh memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu
wata’ala.
2.     
Islam mengajarkan pada
kekerasan.
Dia mengatakan bahwa banyaknya orang meninggalkan
agama Islam karena banyaknya kekerasan yang terjadi di kalangan muslim. Seperti
yang sering kita saksikan di berita, si fulan telah membunuh si fulan (dengan
alasan beragam) yang saya yakin bahkan semua penikmat berita yakin bahwa
pelakunya adalah seorang muslim. Sebab memang mayoritas penduduk Indonesia
adalah muslim. Belum lagi tragedi bom bunuh diri yang berkedok JIHAD. 
Saudaraku beriman, mari kita tarik garis dan mengambil
contoh kecil. Selayaknya kita yang pernah menjadi seorang murid yang pernah
merasakan kegagalan dalam ujian, siapakah yang patut kita salahkan? Matematika
yang terlalu rumit? Atau kita yang tidak mampu mempelajarinya dengan baik atau malah
malas untuk mempelajarinya dengan baik?? Baik atau buruknya perilaku manusia
bukan disebabkan oleh agamanya, namun dirinyalah yang tidak mau mempelajari
agamanya. Allah Subhanahu wata’ala berfirman :
وَقَاتِلُوا فِي
سَبِيلِ اللَّهِ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَكُمْ وَلَا تَعْتَدُوا ۚ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ
“Dan perangilah di
jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui
batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui
batas.” (Surah al-Baqoroh : 190)
Lihat? Bahkan Allah Subhanahu wata’ala melarang kita
untuk tidak melapaui batas dalam hal ini. Maha Pengasih Allah Subhanahu
wata’ala.
إِنَّ عِدَّةَ
الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ
خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا
فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ ۚ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ
كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ
“Sesungguhnya
bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di
waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah
(ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam
bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana
merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta
orang-orang yang bertakwa.” (Surah at-Taubah : 36)
Allah Subhanahu wata’ala
berfirman tentang kata kunci perang dalam surah yang lain:
وَإِنْ طَائِفَتَانِ
مِنَ الْمُؤْمِنِينَ اقْتَتَلُوا فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا ۖ فَإِنْ بَغَتْ إِحْدَاهُمَا عَلَى الْأُخْرَىٰ فَقَاتِلُوا الَّتِي تَبْغِي
حَتَّىٰ تَفِيءَ إِلَىٰ أَمْرِ اللَّهِ ۚ فَإِنْ فَاءَتْ
فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا بِالْعَدْلِ وَأَقْسِطُوا ۖ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ
“Dan kalau ada dua
golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara
keduanya! Tapi kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain,
hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada
perintah Allah. Kalau dia telah surut, damaikanlah antara keduanya menurut
keadilan, dan hendaklah kamu berlaku adil; sesungguhnya Allah mencintai
orang-orang yang berlaku adil.” (Surah al-Hujurat : 9)
Kata perang tidak berarti sebuah acungan pedang. Namun juga dimaksudkan sebuah peringatan agar yang bengkok menjadi lurus kembali. Banyak sekali ayat-ayat Qur’an yang membantah tulisannya, namun untuk memaparkan bagaimana Islam lebih jelas dari ini, saya masih butuh ilmu yang luas dan kesempatan yang panjang.
 Setelah
membaca tulisannya itu, saya merasakan panas dalam dada saya. Ingin rasanya
saya membalas ucapannya itu dalam kotak komentarnya dengan ini, namun saya rasa
itu tidak berguna bagi orang yang sudah berpikiran seperti itu. Untuk itu saya
tuangkan pendapat saya dengan sedikit ilmu yang saya dapat dari al-Quran,
Hadits, dan beberapa artikel islami lainnya dalam tulisan saya kali ini. Cek
lego ngunu lho.. itu istilah jawanya. Dan yang pasti saya berharap bisa
memberikan manfaat bagi pembaca.
 Jika
kita merasa diri tidak bisa berkata dengan baik, lebih baik jangan mengomentari
apapun di tulisan semacam itu. Saya membaca beberapa komentar orang muslim yang
malah memberika kata umpatan atas ketidaksetujuan mereka pada tulisannya!
Astaghfirullah…. Umpatan semacam itu tidaklah menolong agamamu! Malah hal itu
menjadi senjata mereka untuk mengatakan, Begitukah yang Islam ajarkan?? Jadilah
netizen yang baik dan yang bisa menjaga kemuliaan agama Islam, saudaraku… Bahkan
mungkin sebuah komentar kontra untuknya hanya akan membuat permusuhan antara
Islam dan lainnya dan malah membuatnya lebih membenci Islam. Sebab Islam juga
mengajarkan toleransi dalam beragama. Allah SUbahanahu wata’ala berfirman dalam
surah al-Kaafiruun :
قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ * لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ * وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ * وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَّا عَبَدتُّمْ * وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ * لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ *
“Katakanlah: "Hai
orang-orang kafir *
Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah * Dan kamu bukan
penyembah Tuhan yang aku sembah *
Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah * dan kamu tidak pernah
(pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah * Untukmu agamamu, dan
untukkulah, agamaku *””
Dan bagi saudaraku seiman, dari pada kita sibuk dengan pendapat kontra mereka, marilah kita sibukkan diri untuk belajar lebih banyak tentang Islam, agama kita. Banyaklah membaca al-Quran beserta maknanya, supaya al-quran tidak hanya berhenti sampai mulut saja, namun bisa dimengerti oleh otak kita, dirasakan oleh hati kita, dan memberikan pengaruh positif bagi kita. Bersedihlah ketika mereka menjadikan contoh buruk yang dilakukan salah seorang dari kita (muslim) sebagai cerminan Islam. Ingat sekali lagi bahwa buruknya manusia bukan disebabkan karena agamanya, namun karena dia yang tidak mempelajari agamanya dengan benar.
Untuk itu, jangan luput untuk berdoa supaya mereka diberi kemudahan Allah Subhanahu wata’ala untuk kembali pada fitrahnya. Dan semoga kita termasuk orang-orang yang selalu diberi Hidayah oleh Allah Subhanahu wata'ala, selalu bersabar atas segala ujian yang Dia berikan, selalu bersyukur atas nikmat yang Dia berikan, selalu diberi kesempatan untuk memperbaiki ibadah kita, dan menjadikan Islam sebagai agama yang kita bawa hingga akhir hayat kita. Aamiin Yaa Rabbal 'Aalamin..
Wassalaamu’alaikum
warohmatullohi wabarokaatuh.
Referensi :
http://asysyariah.com/anak-lahir-di-atas-fitrah/
http://id.wikishia.net/view/Surah_Al-Kafirun
https://www.google.com/search?safe=strict&client=firefox-b&tbm=isch&sa=1&ei=HSKdXOrrEIjcz7sPwYmk8AM&q=islam&oq=islam&gs_l=img.3..0i67j0l2j0i67j0l6.22842.23524..24555...0.0..0.657.2511.2-1j0j1j3......1....1..gws-wiz-img.......35i39.nVPk_opZY2k#imgdii=SDIkmS_rzGCOIM:&imgrc=UQvPbejwSdM-RM:
https://tafsirq.com/49-al-hujurat/ayat-9
https://tafsirq.com/9-at-taubah/ayat-36
https://tafsirq.com/2-al-baqarah/ayat-190 
https://tafsirq.com/4-an-nisa/ayat-13
#Islam #ToleransiBeragama #MuslimMuslimah #MukminMukminah #TafsirAlquran #IslamMencintaiPerdamaian #BelajarAgama #TadaburAlquranPenting #BerkomentarBaik
https://tafsirq.com/4-an-nisa/ayat-13
#Islam #ToleransiBeragama #MuslimMuslimah #MukminMukminah #TafsirAlquran #IslamMencintaiPerdamaian #BelajarAgama #TadaburAlquranPenting #BerkomentarBaik

Tidak ada komentar:
Posting Komentar