Kamis, 28 Maret 2019

Pentingnya Memahami Agama Sendiri



Assalaamu’alaikum Warohmatullohi wabarokaatuh.
Allahumma Shalli ‘alaa nabiyyina Muhammad Shallaohu ‘alaihi wasallam.
Mengapa saya menjudulkan tulisan saya kali ini dengan ini? Tentu tulisan ini berlatar belakang. Ini bermula saat sebuah pertanyaan sederhana melintas dalam otak saya.
Mengapa bisa seorang muslim memercayai sesuatu yang belum pernah ia temui? Sesuatu itu pasti merujuk pada Allah Subhanahu wata’al, para Nabi dan Rasul, para Malaikat.
Meski saya tahu jawabannya, saya tetap mencari jawaban yang sekiranya bisa membuat jawaban saya ini semakin kuat dan menambah wawasan saya. Pada fitrahnya, setiap manusia itu muslim, sebagaimana sabda Nabi Shallallohu ‘alaihi wasallam:
كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ
“Setiap manusia lahir, mereka lahir dalam keadaan fitrah. Orangtuanyalah yang menjadikannya Yahudi atau Nashrani.” (Hadits Riwayat Iman Bukhari dan Muslim)
Begitulah jawaban yang saya punya dan saya sangat meyakini hal itu karena memang saya merasakan kefitrahan itu sendiri pada diri saya. Saya merasa memiliki ikatan kuat dengan agama yang saya pegang ini (In syaa Allah hingga ajal menjemput).
Namun ketika saya mengetikkan pertanyaan tadi di bar google dan muncul seketika ribuan tulisan, saya tertarik dengan salah satu judul yang menurut saya agak ganjal. Sayapun mencoba untuk membuka dan membaca tulisan itu.
Dan ternyata tulisan itu bukan milik seorang muslim. Di sana dia mengatakan bahwa banyaknya orang yang berpindah dari agama islam kepada agamanya disebabkan oleh:
1.      al-Quran tidak menjanjikan pengikutnya masuk Surga dan malah mengancamnya dengan neraka. Tidak seperti agamanya yang menjanjikan pengikutnya pertolongan dan Surga, katanya.
Dia juga mengatakan bahwa umat muslim sering membaca dan bahkan menghafal Quran meski sebenarnya mereka tidak mengerti maknanya (sebuah sentilan keras dari seorang non-muslim bagi kita yang membuat saya sedih). Bagaimana bisa dia mengatakan hal itu? Saya yakin dia membaca isi al-Quran namun saya yakin dia hanya membacanya sekilas dan mungkin memotong-motong maknanya sehingga maknanya menjadi amburadul dan bahkan jauh dari yang dimaksud oleh al-Quran. Allah Subhanahu wata’ala berfirman :
وَبَشِّرِ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ۖ كُلَّمَا رُزِقُوا مِنْهَا مِنْ ثَمَرَةٍ رِزْقًا ۙ قَالُوا هَٰذَا الَّذِي رُزِقْنَا مِنْ قَبْلُ ۖ وَأُتُوا بِهِ مُتَشَابِهًا ۖ وَلَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ ۖ وَهُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu". Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.” (Surah al-Baqoroh : 25)
تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ ۚ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا ۚ وَذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
(Hukum-hukum tersebut) itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya kedalam surga yang mengalir didalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar.” (Surah an-Nisa’ : 13)
Dan masih banyak lagi ayat-ayat yang menjanjikan umat muslim masuk Surga, saya pun yakin mereka yang beriman tidak meragukan hal itu. Jika dilihat dari makna ayat di atas, dijelaskan berkali-kali bahwa Surga itu diperoleh oleh setiap manusia yang beriman dan bertakwa. Tidak dikatakan seorang pengikut jika dia tidak mengimani dan mematuhi segala ketentuan Allah Subhanahu wata’ala.  Surga itu mahal, bro! Gak cukup dengan bukti tertulis di KTP [Agama : Islam]. Kemenangan hanyalah milik mereka yang bersungguh-sungguh memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wata’ala.
2.      Islam mengajarkan pada kekerasan.
Dia mengatakan bahwa banyaknya orang meninggalkan agama Islam karena banyaknya kekerasan yang terjadi di kalangan muslim. Seperti yang sering kita saksikan di berita, si fulan telah membunuh si fulan (dengan alasan beragam) yang saya yakin bahkan semua penikmat berita yakin bahwa pelakunya adalah seorang muslim. Sebab memang mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim. Belum lagi tragedi bom bunuh diri yang berkedok JIHAD.
Saudaraku beriman, mari kita tarik garis dan mengambil contoh kecil. Selayaknya kita yang pernah menjadi seorang murid yang pernah merasakan kegagalan dalam ujian, siapakah yang patut kita salahkan? Matematika yang terlalu rumit? Atau kita yang tidak mampu mempelajarinya dengan baik atau malah malas untuk mempelajarinya dengan baik?? Baik atau buruknya perilaku manusia bukan disebabkan oleh agamanya, namun dirinyalah yang tidak mau mempelajari agamanya. Allah Subhanahu wata’ala berfirman :
وَقَاتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَكُمْ وَلَا تَعْتَدُوا ۚ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ
“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (Surah al-Baqoroh : 190)
Lihat? Bahkan Allah Subhanahu wata’ala melarang kita untuk tidak melapaui batas dalam hal ini. Maha Pengasih Allah Subhanahu wata’ala.
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ ۚ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (Surah at-Taubah : 36)

Allah Subhanahu wata’ala berfirman tentang kata kunci perang dalam surah yang lain:
وَإِنْ طَائِفَتَانِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ اقْتَتَلُوا فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا ۖ فَإِنْ بَغَتْ إِحْدَاهُمَا عَلَى الْأُخْرَىٰ فَقَاتِلُوا الَّتِي تَبْغِي حَتَّىٰ تَفِيءَ إِلَىٰ أَمْرِ اللَّهِ ۚ فَإِنْ فَاءَتْ فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا بِالْعَدْلِ وَأَقْسِطُوا ۖ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ
“Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya! Tapi kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah. Kalau dia telah surut, damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan hendaklah kamu berlaku adil; sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.” (Surah al-Hujurat : 9)

Kata perang tidak berarti sebuah acungan pedang. Namun juga dimaksudkan sebuah peringatan agar yang bengkok menjadi lurus kembali. Banyak sekali ayat-ayat Qur’an yang membantah tulisannya, namun untuk memaparkan bagaimana Islam lebih jelas dari ini, saya masih butuh ilmu yang luas dan kesempatan yang panjang.
 Setelah membaca tulisannya itu, saya merasakan panas dalam dada saya. Ingin rasanya saya membalas ucapannya itu dalam kotak komentarnya dengan ini, namun saya rasa itu tidak berguna bagi orang yang sudah berpikiran seperti itu. Untuk itu saya tuangkan pendapat saya dengan sedikit ilmu yang saya dapat dari al-Quran, Hadits, dan beberapa artikel islami lainnya dalam tulisan saya kali ini. Cek lego ngunu lho.. itu istilah jawanya. Dan yang pasti saya berharap bisa memberikan manfaat bagi pembaca.
 Jika kita merasa diri tidak bisa berkata dengan baik, lebih baik jangan mengomentari apapun di tulisan semacam itu. Saya membaca beberapa komentar orang muslim yang malah memberika kata umpatan atas ketidaksetujuan mereka pada tulisannya! Astaghfirullah…. Umpatan semacam itu tidaklah menolong agamamu! Malah hal itu menjadi senjata mereka untuk mengatakan, Begitukah yang Islam ajarkan?? Jadilah netizen yang baik dan yang bisa menjaga kemuliaan agama Islam, saudaraku… Bahkan mungkin sebuah komentar kontra untuknya hanya akan membuat permusuhan antara Islam dan lainnya dan malah membuatnya lebih membenci Islam. Sebab Islam juga mengajarkan toleransi dalam beragama. Allah SUbahanahu wata’ala berfirman dalam surah al-Kaafiruun :
قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ * لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ * وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ * وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَّا عَبَدتُّمْ * وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ * لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ *
Katakanlah: "Hai orang-orang kafir * Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah * Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah * Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah * dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah * Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku *””

Seperti itulah Islam. Banggalah dengan agama yang kita genggam hari ini dan pastikan agama yang akan kita bawa sampai mati. Memang terdapat banyak ayat yang menimbulkan kesalahpahaman di kalangan awam, yakni mereka yang hanya sebatas membaca sekilas dan selesai dengan sekilas itu. Untuk itu, jika merasa diri kita termasuk dalam pengikut Nabi Muhammad, maka marilah mengenal Islam. Jika ingin mengenal Islam, maka berkenalanlah dengannya secara keseluruhan, jangan setengah-setengah. Dan bagi yang memang tidak percaya dengan Islam kami, maka sebaiknya jangan berbicara apapun tentang agama kami. Untukmu adalah agamamu, dan untukkulah agamaku.



Dan bagi saudaraku seiman, dari pada kita sibuk dengan pendapat kontra mereka, marilah kita sibukkan diri untuk belajar lebih banyak tentang Islam, agama kita. Banyaklah membaca al-Quran beserta maknanya, supaya al-quran tidak hanya berhenti sampai mulut saja, namun bisa dimengerti oleh otak kita, dirasakan oleh hati kita, dan memberikan pengaruh positif bagi kita. Bersedihlah ketika mereka menjadikan contoh buruk yang dilakukan salah seorang dari kita (muslim) sebagai cerminan Islam. Ingat sekali lagi bahwa buruknya manusia bukan disebabkan karena agamanya, namun karena dia yang tidak mempelajari agamanya dengan benar. 

Untuk itu, jangan luput untuk berdoa supaya mereka diberi kemudahan Allah Subhanahu wata’ala untuk kembali pada fitrahnya. Dan semoga kita termasuk orang-orang yang selalu diberi Hidayah oleh Allah Subhanahu wata'ala, selalu bersabar atas segala ujian yang Dia berikan, selalu bersyukur atas nikmat yang Dia berikan, selalu diberi kesempatan untuk memperbaiki ibadah kita, dan menjadikan Islam sebagai agama yang kita bawa hingga akhir hayat kita. Aamiin Yaa Rabbal 'Aalamin.. 
 
Wassalaamu’alaikum warohmatullohi wabarokaatuh.






Referensi :
http://asysyariah.com/anak-lahir-di-atas-fitrah/
http://id.wikishia.net/view/Surah_Al-Kafirun
https://www.google.com/search?safe=strict&client=firefox-b&tbm=isch&sa=1&ei=HSKdXOrrEIjcz7sPwYmk8AM&q=islam&oq=islam&gs_l=img.3..0i67j0l2j0i67j0l6.22842.23524..24555...0.0..0.657.2511.2-1j0j1j3......1....1..gws-wiz-img.......35i39.nVPk_opZY2k#imgdii=SDIkmS_rzGCOIM:&imgrc=UQvPbejwSdM-RM:
https://tafsirq.com/49-al-hujurat/ayat-9
https://tafsirq.com/9-at-taubah/ayat-36
https://tafsirq.com/2-al-baqarah/ayat-190 
https://tafsirq.com/4-an-nisa/ayat-13

#Islam #ToleransiBeragama #MuslimMuslimah #MukminMukminah #TafsirAlquran #IslamMencintaiPerdamaian #BelajarAgama #TadaburAlquranPenting #BerkomentarBaik 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pentingnya Memahami Agama Sendiri

Assalaamu’alaikum Warohmatullohi wabarokaatuh. Allahumma Shalli ‘alaa nabiyyina Muhammad Shallaohu ‘alaihi wasallam. Mengapa say...