Aku mengaku pada diri bahwa cinta ini berlabuh padamu. Aku memang mengaku pada diri bahwa aku ingin selalu memandangmu, berada di sisimu, dan saling memiliki denganmu.
Namun kita bagaikan sebuah kutub yang seakan tak pernah menjadi satu. Kau bagaikan sebuah cermin diriku yang terletak jauh bahkan sangat mustahil tuk ku raih dengan cara apapun. Kecuali, jika Allah berkehendak, segala kemustahilan akan fana.
Dan semua bergantung pada Allah kembali.
Cinta adalah fitrah ku.
Cinta adalah suci.
Aku tak ingin membuat Allah murka karena cinta ini membuahkan nafsu belaka.
Aku tak ingin kesucian cinta ini terbakar oleh api yang terus meletup ketika aku memandang wajah yang selalu kukagumi, tak lain adalah wajahmu.
Jika memang menatapmu adalah zina, aku akan menunduk seraya berharap pada-Nya akan sebuah putusan yang akan tenteramkan hati ini.
Jika memang itu dirimu, aku akan sangat bahagia menerimanya. Namun jika dia bukanlah dirimu, aku harap Allah akan tenteramkan hatiku atas putusan itu.
Aku hanya ingin bahagia atas Ridho-Nya. Dan sebab masih kini, semoga mendoakanmu adalah hal yang diperbolehkan-Nya.
Jadi, jangan menutup hatimu.. karena mungkin Allah akan menyampaikan harapan ini dengan sangat perlahan meski akhirnya kau pun tak berjalan padaku. Aku akan tetap bersyukur ketika Allah mengabulkan salah satu doaku. Dimana doa itu bukanlah untukku, melainkan hanya untukmu.
Hanya beberapa kata yang bermaksud memberikan manfaatnya bagi yang lain. Semoga bermanfaat:)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Pentingnya Memahami Agama Sendiri
Assalaamu’alaikum Warohmatullohi wabarokaatuh. Allahumma Shalli ‘alaa nabiyyina Muhammad Shallaohu ‘alaihi wasallam. Mengapa say...
- 
"مَنْ قَلَّ صِدْقُهُ، قَلَّ صَدِيقُهُ" " Barang siapa yang sedikit jujurnya, (maka) sedikit(pula) sahabatnya." T...
 - 
Aku mengaku pada diri bahwa cinta ini berlabuh padamu. Aku memang mengaku pada diri bahwa aku ingin selalu memandangmu, berada di sisimu, ...
 - 
Assalaamu’alaikum Warohmatullohi wabarokaatuh. Allahumma Shalli ‘alaa nabiyyina Muhammad Shallaohu ‘alaihi wasallam. Mengapa say...
 

Tidak ada komentar:
Posting Komentar