Kepada,
Suamiku yang belum terhalalkan.
Aku menunggumu di sini. Tak tahu siapa nama lengkapmu, tak tahu siapa nama depanmu bahkan nama panggilanmu. Yang aku pastikan, aku menunggu di sini hanya untukmu.
Teruntuk,
Calon imamku.
Sebelum kau memiliki niat serius melamarku, ketahuilah bahwa aku adalah wanita yang sederhana. Aku tak biasa menggunakan berbagai perhiasan di tubuhku. Aku seorang wanita yang memiliki wajah tak berpoles. Aku hanya seorang wanita rumahan yang memiliki hobi memasak.
Kepada,
Lelaki yang akan menjadi ayah dari anak-anakku.
Maafkan aku yang telah menggunakan cinta ini untuk lelaki lain di masa laluku. Aku yang dulu tak pernah berpikir siapa kamu. Dan aku yang dulu kerap mencintai jodoh orang lain dan mengidamkannya menempati posisimu. Maafkan aku. Maafkan aku.
Teruntuk,
Lelaki pemilik tulang rusuk ini.
Aku di sini akan mengubah diri untuk memantaskan diriku untukmu. Aku akan menjadikan dirimu bangga memilikiku selayaknya aku bangga memilikimu. Aku selalu menyematkanmu dalam setiap doaku. Kesehatanmu. Keselamatanmu. Keimananmu. Kesuksesanmu. Semoga kita dipertemukan dalam waktu yang diridhoi oleh-Nya. Dan semoga kita dipertemukan bukan untuk dipisahkan namun untuk menjadi satu hingga mencapai Surga-Nya. Amin.
Hanya beberapa kata yang bermaksud memberikan manfaatnya bagi yang lain. Semoga bermanfaat:)
Rabu, 18 Oktober 2017
KEJUJURAN DAN SAHABAT
"مَنْ قَلَّ صِدْقُهُ، قَلَّ صَدِيقُهُ"
"Barang siapa yang sedikit jujurnya, (maka) sedikit(pula) sahabatnya."
Teman adalah seseorang yang berada dekat di lingkungan kita. Dan teman adalah seorang yang menilai kita dengan jujur (tidak seperti keluarga yang kebanyakan selalu menilai kita benar walau sebenarnya kita masih dalam kesalahan).
Tak hanya jodoh, kawanpun adalah cerminan diri. Teman akan menilai kita baik atau buruk, dari apa yang kita ucapkan dan bagaimana cara kita mengucapkannya. Teman akan menilai kita baik atau buruk, dari apa yang kita lakukan dan bagaimana cara kita melakukannya.
Ketika kita adalah seorang pembohong/penipu/pendusta, maka dengan sadar mereka akan menilai kita dengan demikian. Dan apakah mereka akan dengan senang hati menerima kita sebagai seorang teman? Ada dua kemungkinan;
1. Kita tidak akan diterima sebagai kawan oleh orang-orang yang mencintai kejujuran dan tidak pernah berdusta.
2. Kita akan senang hati diterima sebagai kawan oleh orang-orang yang mencintai kedustaan dan sering berdusta pula.
Dan tugas kita adalah memilih... Inginkan kita memiliki kawan pendusta?
Atau tak inginkah kita memiliki kawan yang selalu dalam kebenaran dan kejujuran??
Kembali lagi pada konsep awal bahwa seorang kawan adalah cerminan diri kita. Jika kita ingin memiliki kawan yang benar, maka kita harus membetulkan perkataan dan perbuatan kita. Namun jika ada salah satu dari anda yang ingin memiliki kawan yang sebaliknya, maka jangan menyesal jika suatu saat mereka mengatakan, "Aku tidak pernah mengenalnya", ketika Anda di dalam titik kehancuran.
Na'udzubillahi min dzalika.
Langganan:
Komentar (Atom)
Pentingnya Memahami Agama Sendiri
Assalaamu’alaikum Warohmatullohi wabarokaatuh. Allahumma Shalli ‘alaa nabiyyina Muhammad Shallaohu ‘alaihi wasallam. Mengapa say...
- 
"مَنْ قَلَّ صِدْقُهُ، قَلَّ صَدِيقُهُ" " Barang siapa yang sedikit jujurnya, (maka) sedikit(pula) sahabatnya." T...
 - 
Aku mengaku pada diri bahwa cinta ini berlabuh padamu. Aku memang mengaku pada diri bahwa aku ingin selalu memandangmu, berada di sisimu, ...
 - 
Assalaamu’alaikum Warohmatullohi wabarokaatuh. Allahumma Shalli ‘alaa nabiyyina Muhammad Shallaohu ‘alaihi wasallam. Mengapa say...